Sunday, December 28, 2014

Selayak Pandang

Kadang aku selalu berpikir, sebenarnya siapa yang salah tentang pola pendidikan pramuka di indonesia. Di satu sisi di katakan pendidikan formal di satu sisi lagi ada orang yang menjadikan pramuka sebagai pendidikan formal.
Terus apa artinya dengan anggaran dasar sendiri yang di jadikan buku penghias pramuka itu sendiri. Berapa orang yang harus di penjarakan bila melihat semua itu karena aturan bukan lagi yang utama hingga pada akhirnya biasa-biasa saja.
Pramuka adalah organisasi kepanduaan yang seharusnya menjadi organisasi bebas bagi semua orang. Bukan malah di sudutkan pada satu titik saja, apalagi pramuka di tuntut ke ikhlasannya bukan malah nunggu bayaran.
Seharusnya ketika sudah seperti itu. Rubah saja semuanya bukan lagi menjadi pramuka melainkan menjadi lembaga formal yang dibakui oleh bangsa dan bukan lagi menjadi kepanduan. Putuslah semua ikhlas bakti bina bangsa berbudi bawa laksana.
Kini pramuka sudah di jadikan ajang perpolitikan bagi sebagian orang yang memerlukannya. Dan juga di jadikan alat untuk dia maju di nomer satu DPR. Apa bisa di sebut layak hal seperti itu? Kemana pramuka yang sesunghuhnya? Sudah mati di telan jaman?
Baju pramuka sendiri sudah di rubah dengan baju masing-masing. Kemana baju pramukanya? Dia bilang pramuka ada di hati. Emang pramuka cukup dengan di hati? Kita perlu ada bukti dengan mengenakan baju pramuka. Jika tak mau menggunakan baju pramuka silahkan buat saja organisasi tapi bukan pramuka.
Pramuka itu sejati, tempat kita mengabdi.
Bukan sekedar di hati, tapi dengan bukti.
Seragam pramuka adalah persatuan, bukti kita pramuka sejati.

No comments:

Post a Comment