Thursday, March 12, 2015

Masih Dalam


Temui aku di waktu gerhana tiba
Sapa aku kala panas sudah tiada
Kuantum kehidupan kekal
Membalut semua dusta
Percayalah rumusan dunia
Bukan tentang malam
Gelombang elektronik ada
Mekanika pelengkap
Jika satu adalah mutlak
Keabadian berapa
Inti bumi memiliki kekuatan
Angkasa terpusat
Bukan soal ketakutan
Masalah sama
Tapi magnet tiada
Hingga bumi lemah

Pengisi Malam


Jika kesempatan itu ada 3
Yang pertama itu adalah panggilan dariku
Yang kedua adalah takdir tuhan
Yang ketiga adalah panggilan Yang Maha Kuasa
Malam ini kupandangi sekelilingku
Kelap-kelip cahaya menyinari setiap detiknya
Namun bulan dan bintang sedang bahagia berdua
Tinggal aku sendiri ditemani bayanganku
Aku tak tahu salahku pada bintang
Yang kutahu bintang pernah bersama bulan
Tembok di sekelilingku aku anggap tembok diam
Yang mendengarkanku, merahasiakan dan tak pernah tahu
Di kejauhan kupandangi warna merah sebagai pengganti keindahan di alam ini
Benderapun ikut berkibar mengikuti irama angin malam
Namun aku hanya diam berputar dalam kursi kehidupanku
Harusnya kamu tahu sedang apa dan menanti siapa aku disini

Monday, March 9, 2015

Tak Sadarkah

Mencintai yang tak di cintai
Menyayangi yang tak di sayangi
Ada tapi tak tiada di hatimu
Aku hanya sebuah samudra kasih

Yang tak pernah di rasakan
Kehadiranku olehmu
Aku angin penyejuk
Yang kau rasakan saat lelah

Namun akupun sama
Punya hati yang tak di lirik
Sebenarnya kau mencari apa
Aku ada di sampingmu kasih

Andai saja dia adalah aku
Tak ku ungkappun kau tahu
Namun aku tak berarti
Dalam bahagiamu

(saat cinta bukan milik kita)

Kembali


Mungkin sudah takdir
Aku harus berjalan lagi
Sesuai apa yang ku tempuh
Kembali, kembali dan kembali

Tapi aku tak pernah percaya
Adanya kesempatan kedua
Semua alami sesuai kodrat alam
Kembali kemasa awal seperti metafisik

Hal yang terasa dekat jadi jauh
Yang jauh seakan-akan dekat
Semua hanya lingkaran
Yang tetap berada di titik sama

Satu titik yang terfokus
Satu arah yang tertuju
Arah itu adalah keabadian
Sang pemilik nyawa penuntun arah

Mimpi


Lengkap di mimpi itu seorang wanita
Yang ku tinggal jauh entah kemana
Perjalananku pun berliku-liku
Hingga aku tak tahu ada dimana

Aku ingat kita pernah bercanda ria
Layak seekor merpati di atas awan
Namun sekejap menghilang
Karena mendung menghampiri

Sampailah di satu titik
Aku jadi penjual kulit ular
Bersama seorang pria bijaksana
Aku heran mimpi ini seakan nyata

Entah pertanda apa
Mungkin pertanda cinta
Yang sempat ku tinggal
Dan tak pernah kasih kabar

Hamba Allah


Masih menanti keindahan
Yang kau bawa bersama cintamu
Bukan cintamu karena aku
Bukan pula rasamu karena cinta

Tapi nama cinta atas dasar Allah
Kasih sayang atas kuasa
Aku selalu memintamu
Di sepertiga malamku

Kini aku yakin dan terpana
Oleh bayang-bayangmu
Di setiap nafasku
Yang membawa lafal-lafal suci

Perjalanan ini sungguh berarti
Hingga hampir di separuh hidupku
Aku belum bisa menemukanmu
Namun mimpi dan wajah itu nyata

Wajah indah di balut kerudung putih
Yang menyejukan hati yang memandang
Aku terpana, sadar dan merasa
Namun siapakah kau hamba Allah