Monday, December 7, 2015

Tanyakan


Saat ku lelah maka ku pandangi lagi pemandangan ini

Warna hitam di balut dengan putih abadilah warna ini
Satu warna yang bias tiada keabadian di tempat ini
Semua bayangan hanya semu semata di alam ini

Untuk apa tujuan di gapai sejauh-jauhnya
Disini alam yang abadi dialam ini
Semesta hanya tipuan saja sama denganmu
Hanya ada kekelaman yang bawa keabadian

Siapa yang tak tahu dengan kehidupan
Apa yang di butuhkan sekali-kali tidak
Cinta hanya bualan semata dalam sengsara
Cinta itu tiada dalm hidupku

Hanya kedudukan dan jabatan yang bawa cinta
Kekayaan dan kemapanan yang bawa diri bahagia
Jika tidak percaya maka pandangi sekali lagi
Maka dirimu sama dengan pemandangan ini

Kau pikir cintamu bisa bawa diriku pada kejayaan
Kau hanya bawaku pada amarah-amarah diri sesaat
Kini aku sesali pada pilihanku yang salah 
Pada kenyataan yang tak pernah kuinginku

Akan ku pinta pada dirimu perjalanan 
Akan ku tanyakan padamu akan hati
Namun aku tak ingin cinta 
Apalagi pada satu kasih sayang selamanya 

Apakah sudah bisu

Ini adalah perjalanan tragis dalam perjalanan hidupku, hanya tinggal satu foto ini yang tersisa. Semuanya menghilang bak di terjang ombak lautan, menggulung dan memberikan warna ketakutan pada setiap orang. 
Inilah sebagian impianku, menikmati alam dengan udara yang sangat menawan membuat aku sadar akan perjalanan yang sesungguhnya.

Mungkin bongkahan batu ini menggambarkan diriku yang sesungguhnya yang menerima takdir akan semua tanpa aku bisa menolak. Ingin aku palingkan wajah ini dari seisi alam dunia, sungguh kalian pana.
Kasihku ibarat debu lautan yang hanya datang mampir dalam ketidak sengajaan, aku punya hati untuk merasakan semua.

Aku ingin mencoba bermain dengan air-air ini, biar kulupakan semua yang terjadi dalam hidup ini.

Ingin rasanya aku kembalikan foto yang pernah terabadikan di sini, kenapa hanya foto ini yang tersisa. Kemana foto rangkaian bersamamu?
Apakah kau sudah melupakanku?
Kasih ingatlah pada hari dan masa ini, kita pernah injakan kaki di tempat yang sangat bersejarah ini.

Andai sekarang aku bisa ingin rasanya aku berjalan bersamamu mengililingi semesta. Ingin aku capai cita-cita terbesar dalam hidupku. 



Sunday, December 6, 2015

Kau dan Edelwis


Tanaman ini kering namun banyak orang yang ingin mengunjungi 
Apakah kau ingin mengajari aku akan arti kehidupan bahwa selalu ada kematian yang menanti kita di setiap waktunya.

Rasanya kita pernah bertengkar di tempat ini?


Ku persempahkan untukmu wahai kasihku, ku ambil setangkai dari tanah ini. Ku sembunyikan dalam kantong harapan, padamu ku titipkan bunga abadi ini.


Edelwis sama cantiknya seperti dirimu


Sama dengan harapanku agar cintamu abadi, kini aku percaya bahwa keabadiaan itu ada. Hamparan edelwis yang begitu menawan  membuatku takjub akan alam ini, sekali-kali aku tidak bisa berucap hanya mampu pandangi pemandangan ini. Sambil ku lihat sekelilingku satu penampakan yang sakral dan tak aneh dalam pandangku, satu bidadari cantik yang telah menemani perjalanan panjangku tersenyum manja sambil memandangiku. Aku terdiam sediam-diamnya dua pemandangan indah yang tidak bisa aku palingkan keduanya. Edelwish dan kamu dua keindahan yang tidak ada bandingnya!

Hamparan Edelwis yang begitu luas


Sayang  aku akui satu pengakuan!
Aku mencintai edelwis melebihi cintaku padamu.
Namun kamu orang yang pertama membawaku pada bunga yang abadi, pikiranku berubah daya nalarku berpindah, hati dan perasaan seluruhnya tertuju padamu. Pandanganku salah tentang sebuah bunga, kau memang ahlinya.

Banyak orang mengibaratkan bahwa bunga adalah tanda cinta, namun apakah pernah sadar unuk apa di persembahkan jika pada akhirnya bunga itu akan gugur. Namun tidak dengan edelwis dan dirimu keduanya adalah hal abadi dalam kalbu ini.

"Asap ini seakan-akan membuatku mati dan tak ingin aku melanjutkan perjalanan lagi, seisi rongga dada seakan-akan penuh dengan asap kawah dan bau yang tidak enak di hidungku. Ingin rasanya aku cepat-cepat pergi dari tempat ini, aku sudah tak sanggup merasakan hal seperti ini. Bagimu mungkin keindahan namun bagiku seakan akan kematian, namun demi kau aku berusaha seakan tidak terjadi apa-apa." Cinta kadang perlu berbohong




Bagiku perjalanan ini takkan pernah ternilai harganya dan tak mungkin terulang di waktu yang sama. Edelwis keabadian di alam ini sedangkan kau adalah yang abadi di hatiku.
Semoga perjalanan ini memberikan hikmah yang begitu dalam hingga kita saja di setiap kesulitan dan masalah kita takkan pernah pergi jauh.
Kau sama dengan harusnya edelwis sekalipun aku membenci aku pasti akan mencari kembali keharuman ini sebagai jalan hidupku.
Alam takkan pernah mengingkari keharuman ini dan aku takkan pernah bisa ingkar akan rasa sayangku padamu.

Terimakasih kepadamu yang telah memperkenalkan aku pada bunga yang sulit aku cari, takkan mungkin aku dapatkan pada keindahan alam lainnya karena kau adalah edelwis di hatiku.


Saturday, October 10, 2015

Dede Nur


Dalam gejolak dan perjuangan akan sebuah harapan menciptakan bangsa yang baru, yang mengerti akan keadilan dan paham akan perjuangan.

Kasih kau tak ada bedanya dalam hidupku, kau pelengkap dalam perjalananku. seperti dua sisi warna dalam bendera merah dan putih, sebuah harapan dan sebuah impian lengkap dan layak untuk di perjuangkan.

Masih ingat dalam benakku pada waktu itu, aku menuju manglayang tanpa ada satu pijakan pun yang jadi kekuatan dalam diriku. Aku kayuh dan seret kaki ini untuk melangkah, sebuah sandal indah yang waktu itu mampu menemaniku hingga sampai puncakan. Hilang seketika seakan-akan membangunkan aku bahwa aku sedang bermimpi.

Maka ini untukmu 
Wahai kasihku

Thursday, May 14, 2015

Kenangan

Kau hanya kenangan di hidup
Kenapa harus meminta lebih
Kau bawa semua mimpi
Lalu kau datang kembali

Terus apa harga kasih
Umbarkan saja para pemilik
Lepas satu-persatu
Baru aku yakin cintamu sejati

Kini kau hanya bayang-bayang
Datang bersama masa lalu
Ingatkan kembali bahwa aku pergi
Aku yang kau bagi atau kau terbagi

Kenapa harus kembali
Aku memintamu pergi
Agar hati tak tersakit
Kau kesedihan di hidup ini

Sebatas

Hanya sebatas pengganti
Gulingkan rasa
Amankan hati
Pergi pergi pergi

Bendungan pun hancur
Jikalau volume tak sesuai
Di pertahankan muri
Di biarkan sayang

Penghianat Bangsa

Bunuh aku wahai anjing - anjing peradaban
Hidup tak tahu kemana harus melangkah
Negriku sudah porak poranda olehmu
Kau sombongkan diri untuk di pandang

Aku hanya kau anggap sebagai sampah
Sampah-sampah peradaban di negriku
Kau pikir kau siapa? pembuat kebijakan?
Pelaksana tugas bangsa ini?

Kau lebih hina dari pada diri ini
Kau balut kehinaanmu dengan jas
Di hias dengan dasi indah berwarna
Kau pikir perebut kemerdekaan

Bangsaku sudah merdeka
Kenapa kau rampas kemerdekaanku
Perlahan-lahan kau jadi pahlawan
Lama-lama kau penghianat bangsa

Negeriku Dimana

Ini negriku atau negri siapa
Tempatku Indonesia
Tanahku Nusantara
Hidupku terlantar di jalanan

Salahkan siapa
Penguasa siapa
Aku hanya meminta
Kembalikan bangsaku

Bukan aku tak mau
Bukan pula aku terima
Apa yang bisa ku perbuat
Aku hanya pengemis jalanan

Pemimpin kau kayakan diri
Kau lupakan kami
Hingga jadi sampah jalanan
Mana keadilan, mana kesejahteraan

Monday, May 11, 2015

Batas Segala Batas



Berkaca pada semua ini apa yang salah
Mungkinkah aku harus diam dan menunggu
Akupun lelah menyiksa diri dala pengasingan
Pergi dan pergi bukan alasan untukku

Aku tak pernah mau alasan
Pengampunan? Apalagi
Sirna, musnah lengkap semua
Siapa yang ku temui

Aku rindu sang waktu
Datang berdasarkan kodrat
Pergi berdasarkan kehendak
Aku hanya mampu terdiam

Aku terbartasi dinding cinta
Terpenjara oleh semua luka
Siapa kau? Orang yang kucintai
Atau batas dari segala batas

Tuesday, May 5, 2015

Bahagia

Anggap nyawaku hanya tinggal besok
Waktu ku tinggal 24 jam persiapkan dirimu
Kenapa harus menungguku sembuh
Aku hampir mati di dunia ini

Darah ku sudah setengah hidupku
Jantungku sudah tak mampu memompa
Mana aku bisa bertahan rasakan semua
Nafas terasa sesak di dana

Bukan aku tak mau untuk sembuh
Namun tiada alasan untuk aku hidup
Satu persatu perjalanan terasa indah
Namun hanya mampu ku kenang

Maafkan rasa yang bawa cinta
Sayang yang pernah di titipkan
Cukup waktuku aku bahagia
Walau waktu tidak untukku

Saturday, May 2, 2015

Tak Usah

Tak perlu kau ajarkan aku tuk jadi Tuhan
Sudah cukup tahu aku tentangmu
Tak perlu kau ajarkan aku dengan keagungan
Aku sudah cukup agung untuk hidupku

Kini aku hanya bisa hidup dalam emosi
Berjalan dalam luka-luka hidupku
Tak usah kau berbaik hati karena tak mau
Hidupku tak mungkin bisa di ubah

Aku mengikuti jalur waktu dan perjalanan
Tak perlu di salahkan di masa ini
Sadari sebelum terlambat apa yang salah
Perbaiki semua sebelum dusta menguasai

Aku sudah cukup muak dan mual
Mendengar kata maaf dari bibir-bibir manis
Yang hanya sebuah kata yang tak bermakna
Apalagi sampai berguna di masa depan

Jatinangor Bandung

Cinta sebatas jatingor bandung
Angin pagi penyejuk rasa
Bawa aku datang kejatinangor
Pulang pergi sudah jadi biasa

Inilah cinta sebatas jatinangor bandung
Datang kala pagi dan pergi kala malam
Bukan keagungan bukan pula kebesaran
Masih ada kelemahan masih ada kehinaan

Bisakah kau mencintai bukan sebatas
Sebatas rasa, sebatas kasih
Bahkan hanya sebatas jatinangor bandung
Belajarlah kau mencintai sebatas embun

Saturday, April 25, 2015

Batas



Luka atau bahagia aku tak tahu
Andai aku bisa melupakan semua
Akan ku hapus semua mimpi-mimpiku
Andai aku punya pilihan akan ku pilih

Sudah cukup waktu aku habiskan
Semangat jadi pengobar api aku
Namun aku tak tahu apa semua ini
Hanya ada gelap dalam pekat

Tahap-tahap waktu sudah pasti
Aku harus pergi dari sini
Meninggalkan semua mimpi
Namun bukan untuk kembali

Tak perlu kau sadarkan
Tak perlu kau ingatkan
Semua lengkap dalam pikirku
Batas hidupku dalam batas

Wednesday, April 22, 2015

Pelajaran Hari ini

Berseok-seok angin menyapa pagi
Redup seisi ruangan relung dunia
Sinar pagi enggan menampakan
Lalu lalang kehidupan silih berganti

Kepenatan bukan teman sejati
Menanti senja bukan sebuah arti
Waktu hanya 1 × 24 jam
Kesempatan 1 × berapa

1 × ~
1× √2
1×∆
Tiada yang pasti

Awan-awan tertata rapih
Seakan-akan telah mengerti
Kutub utara dan selatan
Jiwa dari kehidupan abadi


@Pelajaran hari ini
#Semua sebuah jalurnya


Monday, April 20, 2015

Edisi Bayang-Bayang


CINTA SEBATAS STATUS

Cintaku bukan sebatas status
Sayangku bukan sebatas status
Walaupun statusku statusmu beda
Kelurgaku keluargamu beda

Tapi cintaku tetap cinta sejati
Datang dari hati
Pergi pun dari hati
Status hanya perhalang

Aku sayang kamu
Tapi kamu selalu memandang status
Aku memang orang miskin
Aku memang orang tak punya

Tapi jangan salahkan statusku
Inilah takdir Tuhan
Aku hanya bisa berusaha

Tapi Tuhanlah yang merencanakan

Edisi Bayang-Bayang

CERMIN JODOH

Kekasih adalah cermin bagimu
Sayangnya sama sepertimu
Kasihmu sama sepertimu
Begitupun dengan kesetianmu

Dia adalah kamu
Dia gambaran dirimu
Cintanya sama sepertimu
Jangan salahkan dia

Karena dia adalah kamu
Dia tak pernah salah
Jika kau tak pernah salah
Apalagi berbuat dosa

Jangan pernah marahin dia
Karena sama saja kau marahi dirimu
Apalagi menampar dirinya

Karena dia adalah kamu

Edisi Bayang-Bayang

KACAMATA CINTA

Ada rasa bersama kacamata
Ada cinta saat aku memandangnya
Rasanya tenang saat melihatnya
Ingin rasanya tetap berlama-lama

Kacamata cinta
Membuatmu makin menawan
Kacamata saya
Membuat aku cinta padamu

Ada kedamaian di sana
Ada kepintaran bersamanya
Rasanya aku ingin memiliki
Kau pemilik kacamata

Kacamata itu buat aku cinta
Kacamata itu buat kau anggun
Aku suka kau

Pemilik kacamata cinta

Edisi Bayang-Bayang

JILBAB CINTA

Kau gadis berjilbab putih
Penghias hati ini
Wajahmu sunggu cantik
Di tambah kecantikkan hatimu

Sungguh aku tak bisa memalingkan wajah ini
Aku cinta kamu atas dasar quran
Aku menyayangimu atas dasar Tuhan
Apakah kau pun sama

Ingin aku meminangmu atas nama Tuhan
Ingin aku menyayangmu atas nama sunnah
Aku mencintaimu sama setiap waktunya
Seperti aku bernafas setia detiknya

Marilah kita jalin cinta bersama
Marilah kita bangun keluarga
Atas nama Tuhan dan cinta
Sambutlah cinta dengan syahadat


Edisi Bayang-Bayang

CINTA SEBATAS STATUS

Aku mencarimu wahai pemilik hatiku
Aku akan menemuimu wahai bidadariku
Pemilik kacamata cantik
Yang akan menghiasimu

Dimana kamu berada
Aku selalu menunggumu
Aku baru tahu dirimu
Yang berkacamata

Tanpa aku tahu dirimu
Seperti apa dan dimana
Aku akan selalu mencarimu
Aku akan selalu menunggumu

Wahai gadis kacamata
Pemikat hatiku
Siapakah dirimu

Temuilah aku hari ini

Edisi Cinta Terpendam


Tak sampai

Cintaku bertepuk sebelah tangan
Rasaku hanya sebatas rasa
Kau tak menerimaku
Kau tak pernah melirikku

Kini rasa tinggal sebatas kenangan
Sakit jadi teman lara
Kau tega
Begitu kejamnya hidumu

Aku tak pernah mendapatkanmu
Kasihmu tak pernah ku miliki
Apa yang kurang dalam diriku
Terlalu kejam kenyataan

Kau kini hanya sebatas
Tangan ini ada dua
Tapi rasa ini hanya satu
Menunggu jaba tangan kamu


Edisi Cinta Terpendam

RASA

Rasanya aku kemarin mengenal cinta
Lengkap dengan sakit hati
Tapi tak pernah sama
Cintanya berbeda

Dia bawa rasa
Yang sembuhkan rasa
Bawa cinta
Yang hacur cinta

Aku hanya ingin rasakan ini
Untuk selam-lamanya
Agar aku bisa mengenang dia
Dalam jiwa yang lengkap

Abadi dalam sajadh cinta
Yang bawa aku abadi dalam rasa
Agar aku selalu bahagia
Bersama cintamu yang lama


Edisi Cinta Terpendam


AKU DAN KAMU

Aku selalu berharap
Dia adalah yang terbaik
Aku pun selalu bermimpi
Dia yang ada di impianku

Apakah dia juga sama
Mengharapkan aku seperti impian
Menunggu aku seperti menunggu harapan
Hingga akhirnya jadi nyata

Aku selalu berkhayal
Aku dan dia akan jadi karya
Aku dan dia akan menghasilkan impian
Yang membawa setiap orang berkhayal

Seperti cerita yang selalu kubaca
Legenda yang jadi kesan
Aku dan kamu ingin seperti itu

Aku dan kamu ingin jadi sejarah

Edisi Cinta Terpendam

Pertemuan
*Jian Saputra

Mencintai namun tak di cintai
Menyayangi tapi tak di sayangi
Aku sadar perjalanan telah membawaku jauh
Bawa jauh dari hatimu

Kini aku hanya bisa hidup dalam bayangan
Bayangan masa lalu dan cintamu
Kasih kita sudah terpisah oleh waktu
Pertemuan kita hanya penegas

Bahwa kau telah pergi jauh dari hidupku
Aku paksakan hasrat hingga kita untuk bertemu
Namun waktu hanya buat luka
Kau datang bersama masa lalu

Aku hidup sudah tak terarah
Sempat jiwa ini terisi dan bangkit
Sadar akan hidup harus terus berlanjut

Kini pertemuan kita hanya rasaku padamu

Edisi Film

Pearl Harbor (Cinta yang tak sama)
*Jian Saputra

Tergugahlah hati dan perasaanku ketika melihat sebuah karya yang menceritakan tentang perang dunia II. Menceritakan ganasnya Jepang ketika melawan Amerika, namun di sana ada sebuah cinta yang yang menceritakan seorang Prajurit yang harus membantu dan melaksanakan pertempuran antara Jepang dan Inggris.
Namun ketika dia mendaptarkan diri untuk jadi Pilot pesawat tempur Amerika dia sudah pasti tidak akan di terima menjadi Pilot yang di sebabkan dia mempunyai kekurangan dalam melihat huruf yang kadang terbalik yang sudah ia alami sejak kecil. Namun di sana ada seorang Dokter yang sengaja meloloskan dia karena tertarik dengan kejujurannya.
Hingga pada akhirnya dia harus di tugaskan bertempur di angkasa bersama Prajurit Inggris, dengan rasa berat hari dia harus pergi berperang dan menjalankan tugasnya. Sang kekasih yang ia cintai terpaksa harus ia tinggalkan dan menunggu berbulan-bulan. Dengan sebuah kenangan kapal terbang bersama senja sore di Pearl Harbor.
Tiba saatnya kabar duka sampai kepada sang kekasih yang ia cintai, hingga kekasihnya jatuh cinta kepada teman dekatnya, waktu pun yang menceritakan sendiri. Hingga akhirnya sang prajurit pun kembali dengan selamat, namun ada yang beda di wajah sang kekasihnya. Ternyata dia sudah tak setia lagi dan memilih yang lain, waktu pun berlalu hingga dia tahu ternyata kekasihnya sudah milik sahabatnya. Di sana datang menghampiri rasa kecewa, marah dan hancur hatinya.
Datanglah masa dimana tentara Jepang menyerbu Parl Harbor pusat kota di Amerika, ia dengan sahabatnya berusaha untuk menerbangkan pesawat terbang hingga akhirnya kapal tentara Jepang tidak ada yang tersisa satu pun.
Tanpa ia ketahui ada yang melaporkan kepiawaiannya menerbangkan pesawat tempur hingga memusnahkan semua pesawat Jepang, maka ia pun di angkat menjadi Kapten dan di tugaskan harus bertempur memusnahkan negara Jepang.
Ia pun pergi bersama sahabatnya, hingga sampailah pada akhirnya sahabatnya mati tertembak peluru Jepang ia pun pulang dengan Prajurit lainya.

Kesimpulan
”Kita hanya bisa memilih satu hal di dunia ini: penghargaan, penghargaan atau itu cinta.

Akan ada saatnya kita tidak bisa memilih keduanya.”

Monday, April 13, 2015

Mulai Meninggalkan

Tak terasa waktu berjalan
Hingga aku lupa aku pernah lahir
Semua telah kulalui bersama
Hingga akhirnya aku pilih sendiri

Waktu dan kesempatan memisahkan
Dia wanita yang ku cinta
Takkan terganti oleh siapapun
Apapun aku ajukan padanya

Hingga kini dan waktu silang
Menjadi pembeda yang luar biasa
Sempat kabar tak ku beri
Keadaan mana dia tahu

Namun doa selalu mengalir
Dalam alunan kasih sayang
Seorang wanita yang luar biasa
Dialah sang pemaaf ibu tersayang

Wanita mana yang mampu seperti itu
Hamba mana yang sanggup begitu
Seperti apa aku dan bagaimana aku
Dia selalu memberiku bahagia

Sembunyi

Tetap berusaha tersenyum
Agar raut wajah terlihat
Namun aku tak bisa tahan
Sakit terasa sakit

Hingga aku harus menghindar
Agar tak ada yang makin terluka
Katapun susah apalagi berpikir
Rasanya jarum2 tajam menusuk

Aku coba tahan namu tak kuat
Memutarkan fakta makin sakit
Apa yang salah aku coba berkata
Hingga mengira sebuah pirasat

Terpejam tak mampu berpejam
Bertahan makin sakit
Senyum aku tak kuat
Apalagi harus tertawa

Ombak kehidupan

Perlahan tenang
Gulungan ombak menyapa
Mengajakku untuk berlayar
Diam adalah jawaban

Terlalu lama terdiam
Hingga terasa asing
Putih adalah ketakutan
Tapi bukan kekalahan

Lautan masih sama
Biru mengikuti warna awan
Putih adalah kenyataan
Namun tak nampak

Ombak yang salah
Membawa yang ada
Gulungan pertama ketenanga
Gulungan selanjutnya luka

Sunday, April 12, 2015

Pedang Keabadian

Bersama kita tumpas
Bergerak kita hancurkan
Tapi jangan pernah lupakan Tuhan
Hukum negara di taati

Kita hidup bukan di masa lalu
Segala hal bisa di tegas
Semua bisa di lumpuhkan
Dengan pedang dan kekuatan

Aku kasih nama kau pedang keabadian
Penjaga alam dunia dan alam semesta
Namun bencana yang datang
Jika ada yang memegang tanpa sebuah kata

Sudah ku beri kau pesan
Hingga tidak ada satu orangpun yang mampu memegang
Hadirmu bersama cinta bukan uang semata
Ingatlah selalu pedangku kau abadi

Aku ku wariskan pada yang berhak
Kau hadir bersama para keluarga
Kau datang bersama cinta
Kau pedang keabadian

Abadilah selalu dalam kehidupan ini
Bersama abadinya hidupku
Tumpas bukan menumpas setiap nyawa
Bukan berhak membunuh orang

Tak ada niat menjadikanmu benda bernyawa
Tapi keadaan yang memaksa
Jagalah selalu ikatan jiwa
Hingga kau akan berada

Tak mampu berjanji

Tak ada janji tak ada kesempatan
Aku tak akan memintamu tetap ada
Menyuruh senja untuk pergi
Tak cukup aku untuk membendung

Biarkanlah kesalahan tertuju padaku
Aku terima walau caki mendera
Namun kesempatan pasti ku sesali
Biarlah senja pergi dengan pantas

Aku tak akan menahanmu lebih lama
Apalagi memberi janji indah untukmu
Aku bukan kesempurnaan hidupmu
Bukan ksatria seperti sebuah cerita


Tak ada janji keindahan di hidupku
Siap berlayar maka kau siap mati
Pilih pikirkan dan rasakan
Sebelum gerhana menghancurkan

Perjalanan

Pundak-pundak kasih telah aku capai
Namun ketawaran yang ku terima
Hingga gerhana menghancurkan
Bulan jadi penghianat kemesraan

Satu peesatu menghilang
Nafas terasa sesak di dada
Alam menghilang pekat
Hingga aku ganti asap cinta

Bukan alasan untuk berdalih
Bukan itu cara cinta
Aku korban atau penghianat
Hapal dalam isi kepala

Buing-buing cinta masih terasa
Kepekaan jadi salah
Bukan itu cara mencintai
Apalagi kau kirim siksa

Partikel-partikel masih terasa
Nyata tak nyata hanya aku yang tahu
Kau tak pernah berpikir
Ada alasan di balik semua

Pelabuhan Terakhir

Inilah perjalanan terakhir
Pelabuhan asap keagunang
Dilarang hanya akan jadi kematian
Kau tak pernah tahu alasan terbesar hidupku

Hidupku yang lalu telah mati
Aku buang di lautan luas
Samudera kelahiran
Alam keindahan

Inilah hidupku yang baru
Bukan kita di masa lalu
Larang saja jika kau ingin aku tiada
Siapa yang salah aku atau kamu

Kita pikir perjalanan kita pernah berakhir
Bersama keagungan yang ku buang
Kini aku bersama dendam
Bersemayam di dalam hasta

Kau bukan keindahan yang dulu
Jangan paksa aku kembali ke masa silam
Asap keagungan ini yang kini ku banggakan
Buka hati dan cintamu lagi

Ragu

Apa arti semua ini
Dulu aku mencari jawaban
Hingga waktu yang menjawab
Tapi kini waktu telah membunuh

Aku tak bisa mengulang
Kembali pun aku sesak
Karena ada penghalang
Keagungan yang telah ada

Bersemayam dalam diri
Hingga kini aku tidak bisa memilih
Asap keagunganku atau kau
Semua sama dalam hidupku

Sama halnya di waktu silam
Aku di sini atau pergi
Belum aku menjawab
Waktu telah bawamu pergi

Syair

Menikmati syair-syair lagu
Diatas perjuangan yang terhenti
Sudah lama aku menanti masa ini
Saat semua kembali dengan sendiri

Terdiam bukan berarti aku diam
Tak bergerak bukan aku mati
Namun berhenti sejenak
Mengantarkan senja keparat

Kini aku sudah siap
Bersama senja penghangat
Pembawa angin sejuk
Bukan batasan untuk bergerak

Luasan samudera masih ku gambar
Hingga aku tahu kedalaman jelas terlihat
Maafkan rasa yang bawa pergi harap
Hingga cinta tak terasa pernah berada

Thursday, March 12, 2015

Masih Dalam


Temui aku di waktu gerhana tiba
Sapa aku kala panas sudah tiada
Kuantum kehidupan kekal
Membalut semua dusta
Percayalah rumusan dunia
Bukan tentang malam
Gelombang elektronik ada
Mekanika pelengkap
Jika satu adalah mutlak
Keabadian berapa
Inti bumi memiliki kekuatan
Angkasa terpusat
Bukan soal ketakutan
Masalah sama
Tapi magnet tiada
Hingga bumi lemah

Pengisi Malam


Jika kesempatan itu ada 3
Yang pertama itu adalah panggilan dariku
Yang kedua adalah takdir tuhan
Yang ketiga adalah panggilan Yang Maha Kuasa
Malam ini kupandangi sekelilingku
Kelap-kelip cahaya menyinari setiap detiknya
Namun bulan dan bintang sedang bahagia berdua
Tinggal aku sendiri ditemani bayanganku
Aku tak tahu salahku pada bintang
Yang kutahu bintang pernah bersama bulan
Tembok di sekelilingku aku anggap tembok diam
Yang mendengarkanku, merahasiakan dan tak pernah tahu
Di kejauhan kupandangi warna merah sebagai pengganti keindahan di alam ini
Benderapun ikut berkibar mengikuti irama angin malam
Namun aku hanya diam berputar dalam kursi kehidupanku
Harusnya kamu tahu sedang apa dan menanti siapa aku disini

Monday, March 9, 2015

Tak Sadarkah

Mencintai yang tak di cintai
Menyayangi yang tak di sayangi
Ada tapi tak tiada di hatimu
Aku hanya sebuah samudra kasih

Yang tak pernah di rasakan
Kehadiranku olehmu
Aku angin penyejuk
Yang kau rasakan saat lelah

Namun akupun sama
Punya hati yang tak di lirik
Sebenarnya kau mencari apa
Aku ada di sampingmu kasih

Andai saja dia adalah aku
Tak ku ungkappun kau tahu
Namun aku tak berarti
Dalam bahagiamu

(saat cinta bukan milik kita)

Kembali


Mungkin sudah takdir
Aku harus berjalan lagi
Sesuai apa yang ku tempuh
Kembali, kembali dan kembali

Tapi aku tak pernah percaya
Adanya kesempatan kedua
Semua alami sesuai kodrat alam
Kembali kemasa awal seperti metafisik

Hal yang terasa dekat jadi jauh
Yang jauh seakan-akan dekat
Semua hanya lingkaran
Yang tetap berada di titik sama

Satu titik yang terfokus
Satu arah yang tertuju
Arah itu adalah keabadian
Sang pemilik nyawa penuntun arah

Mimpi


Lengkap di mimpi itu seorang wanita
Yang ku tinggal jauh entah kemana
Perjalananku pun berliku-liku
Hingga aku tak tahu ada dimana

Aku ingat kita pernah bercanda ria
Layak seekor merpati di atas awan
Namun sekejap menghilang
Karena mendung menghampiri

Sampailah di satu titik
Aku jadi penjual kulit ular
Bersama seorang pria bijaksana
Aku heran mimpi ini seakan nyata

Entah pertanda apa
Mungkin pertanda cinta
Yang sempat ku tinggal
Dan tak pernah kasih kabar

Hamba Allah


Masih menanti keindahan
Yang kau bawa bersama cintamu
Bukan cintamu karena aku
Bukan pula rasamu karena cinta

Tapi nama cinta atas dasar Allah
Kasih sayang atas kuasa
Aku selalu memintamu
Di sepertiga malamku

Kini aku yakin dan terpana
Oleh bayang-bayangmu
Di setiap nafasku
Yang membawa lafal-lafal suci

Perjalanan ini sungguh berarti
Hingga hampir di separuh hidupku
Aku belum bisa menemukanmu
Namun mimpi dan wajah itu nyata

Wajah indah di balut kerudung putih
Yang menyejukan hati yang memandang
Aku terpana, sadar dan merasa
Namun siapakah kau hamba Allah

Wednesday, February 25, 2015

Tidur

Tidurku dalam nafas
Nafasku dalam hembus
Hanya butuh waktu
Bukan malam atau siang

Aku hanya butuh tempat
Untuk terdiam
Di sanalah aku tidur
Tapi bukan memejamkan mata

Pejaman mata hanya isyarat
Agar masih di anggap wajar
Itulah sifat manusia
Tapi aku bukan manusia

Bukan pula syetan
Aku adalah hembusan nafas
Bagi setiap manusia
Aku berwujud
Tapi tak mungkin di miliki

Apalagi harus di kasihi
Aku hanya butuh ruang hampa
Agar aku tetap bergema
Hingga akhirnya menghilang