Pearl Harbor (Cinta yang tak sama)
*Jian
Saputra
Tergugahlah
hati dan perasaanku ketika melihat sebuah karya yang menceritakan tentang
perang dunia II. Menceritakan ganasnya Jepang ketika melawan Amerika, namun di
sana ada sebuah cinta yang yang menceritakan seorang Prajurit yang harus
membantu dan melaksanakan pertempuran antara Jepang dan Inggris.
Namun
ketika dia mendaptarkan diri untuk jadi Pilot pesawat tempur Amerika dia sudah
pasti tidak akan di terima menjadi Pilot yang di sebabkan dia mempunyai
kekurangan dalam melihat huruf yang kadang terbalik yang sudah ia alami sejak
kecil. Namun di sana ada seorang Dokter yang sengaja meloloskan dia karena
tertarik dengan kejujurannya.
Hingga
pada akhirnya dia harus di tugaskan bertempur di angkasa bersama Prajurit
Inggris, dengan rasa berat hari dia harus pergi berperang dan menjalankan
tugasnya. Sang kekasih yang ia cintai terpaksa harus ia tinggalkan dan menunggu
berbulan-bulan. Dengan sebuah kenangan kapal terbang bersama senja sore di
Pearl Harbor.
Tiba
saatnya kabar duka sampai kepada sang kekasih yang ia cintai, hingga kekasihnya
jatuh cinta kepada teman dekatnya, waktu pun yang menceritakan sendiri. Hingga
akhirnya sang prajurit pun kembali dengan selamat, namun ada yang beda di wajah
sang kekasihnya. Ternyata dia sudah tak setia lagi dan memilih yang lain, waktu
pun berlalu hingga dia tahu ternyata kekasihnya sudah milik sahabatnya. Di sana
datang menghampiri rasa kecewa, marah dan hancur hatinya.
Datanglah
masa dimana tentara Jepang menyerbu Parl Harbor pusat kota di Amerika, ia
dengan sahabatnya berusaha untuk menerbangkan pesawat terbang hingga akhirnya
kapal tentara Jepang tidak ada yang tersisa satu pun.
Tanpa
ia ketahui ada yang melaporkan kepiawaiannya menerbangkan pesawat tempur hingga
memusnahkan semua pesawat Jepang, maka ia pun di angkat menjadi Kapten dan di
tugaskan harus bertempur memusnahkan negara Jepang.
Ia
pun pergi bersama sahabatnya, hingga sampailah pada akhirnya sahabatnya mati
tertembak peluru Jepang ia pun pulang dengan Prajurit lainya.
Kesimpulan
”Kita hanya bisa
memilih satu hal di dunia ini: penghargaan, penghargaan atau itu cinta.
Akan ada saatnya kita
tidak bisa memilih keduanya.”