Namun pada
akhirnya aku hanya bisa mencintaimu diantara keduanya, cintamu dan cintaku
takkan mungkin bersatu untuk selamanya. Aku sadar ternyata semua ini bukan
cinta, tapi hanya dendam masa lalu yang tak pernah selesai dalam hidupku. Maaf kau
merupakan salah satu pembalasanku atas cintaku yang lalu. Perjalanan kita
sampailah pada rasa yang tak saling memiliki. Harusnya aku pergi untuk
selamanya tanpa harus menyimpan rasa di hatimu.
Semuanya hanya membuat sakit di hatiku, kini aku
sudah memiliki semua alasan atas hidupku namun bukan atas namamu. Kini masih
banyak perjalanan yang harus tetap aku jalani, bukan karena sebuah cinta namun
karena sebuah cita-cita.
Aku belum mati begitupun cintaku, namun saat ini aku
pendam rasa ini sejauh hatiku melangkan dan akan ku ambil pada waktunya untuk
bidadari yang paling ku cintai. Tanyakan sekarang siapa bidadari itu, jangan
kan kamu akupun tak tahu, namun suatu saat nanti aku akan katakan siapa
bidadari itu, mungkin kamu atau yang lainya.
Namun yang sesungguhnya pada saat ini aku ingin
sosok pendamping yang sering orang agung-agungkan dengan nama pacar. Akupun sama
ingin mempunya pacar, namun aku tak sanggup menghadapi semua hiru pikuk
pertengkaran, salah paham dan kehancuran. Aku hanya ingin tenang merangkai dan
mencapai impianku.
Ternyata masih terbentang jauh sebuah perjalanan
cinta di samudera, aku hanya menemuka satu titik saja yang kurasa itu kegagalan
namun ternyata tidak karena aku belum sampai di akhir cinta yaitu sebuah
pernikahan abadi. Kini aku hanya ingin mempersiapkan kearah sana, biarlah saat
ini aku tak memiliki cinta namun nanti cinta itu abadi.
Pelajaran cinta kadang aku lupakan dan menganggap hal
itu sepele, padahal itu hal yang paling penting dalam hidup. Sadarilah aku akan
menemukan cinta di alamku dan tak mungkin pernah aku lepaskan sampai kapanpun
walau tak ada alasan.
No comments:
Post a Comment