Monday, December 7, 2015

Tanyakan


Saat ku lelah maka ku pandangi lagi pemandangan ini

Warna hitam di balut dengan putih abadilah warna ini
Satu warna yang bias tiada keabadian di tempat ini
Semua bayangan hanya semu semata di alam ini

Untuk apa tujuan di gapai sejauh-jauhnya
Disini alam yang abadi dialam ini
Semesta hanya tipuan saja sama denganmu
Hanya ada kekelaman yang bawa keabadian

Siapa yang tak tahu dengan kehidupan
Apa yang di butuhkan sekali-kali tidak
Cinta hanya bualan semata dalam sengsara
Cinta itu tiada dalm hidupku

Hanya kedudukan dan jabatan yang bawa cinta
Kekayaan dan kemapanan yang bawa diri bahagia
Jika tidak percaya maka pandangi sekali lagi
Maka dirimu sama dengan pemandangan ini

Kau pikir cintamu bisa bawa diriku pada kejayaan
Kau hanya bawaku pada amarah-amarah diri sesaat
Kini aku sesali pada pilihanku yang salah 
Pada kenyataan yang tak pernah kuinginku

Akan ku pinta pada dirimu perjalanan 
Akan ku tanyakan padamu akan hati
Namun aku tak ingin cinta 
Apalagi pada satu kasih sayang selamanya 

Apakah sudah bisu

Ini adalah perjalanan tragis dalam perjalanan hidupku, hanya tinggal satu foto ini yang tersisa. Semuanya menghilang bak di terjang ombak lautan, menggulung dan memberikan warna ketakutan pada setiap orang. 
Inilah sebagian impianku, menikmati alam dengan udara yang sangat menawan membuat aku sadar akan perjalanan yang sesungguhnya.

Mungkin bongkahan batu ini menggambarkan diriku yang sesungguhnya yang menerima takdir akan semua tanpa aku bisa menolak. Ingin aku palingkan wajah ini dari seisi alam dunia, sungguh kalian pana.
Kasihku ibarat debu lautan yang hanya datang mampir dalam ketidak sengajaan, aku punya hati untuk merasakan semua.

Aku ingin mencoba bermain dengan air-air ini, biar kulupakan semua yang terjadi dalam hidup ini.

Ingin rasanya aku kembalikan foto yang pernah terabadikan di sini, kenapa hanya foto ini yang tersisa. Kemana foto rangkaian bersamamu?
Apakah kau sudah melupakanku?
Kasih ingatlah pada hari dan masa ini, kita pernah injakan kaki di tempat yang sangat bersejarah ini.

Andai sekarang aku bisa ingin rasanya aku berjalan bersamamu mengililingi semesta. Ingin aku capai cita-cita terbesar dalam hidupku. 



Sunday, December 6, 2015

Kau dan Edelwis


Tanaman ini kering namun banyak orang yang ingin mengunjungi 
Apakah kau ingin mengajari aku akan arti kehidupan bahwa selalu ada kematian yang menanti kita di setiap waktunya.

Rasanya kita pernah bertengkar di tempat ini?


Ku persempahkan untukmu wahai kasihku, ku ambil setangkai dari tanah ini. Ku sembunyikan dalam kantong harapan, padamu ku titipkan bunga abadi ini.


Edelwis sama cantiknya seperti dirimu


Sama dengan harapanku agar cintamu abadi, kini aku percaya bahwa keabadiaan itu ada. Hamparan edelwis yang begitu menawan  membuatku takjub akan alam ini, sekali-kali aku tidak bisa berucap hanya mampu pandangi pemandangan ini. Sambil ku lihat sekelilingku satu penampakan yang sakral dan tak aneh dalam pandangku, satu bidadari cantik yang telah menemani perjalanan panjangku tersenyum manja sambil memandangiku. Aku terdiam sediam-diamnya dua pemandangan indah yang tidak bisa aku palingkan keduanya. Edelwish dan kamu dua keindahan yang tidak ada bandingnya!

Hamparan Edelwis yang begitu luas


Sayang  aku akui satu pengakuan!
Aku mencintai edelwis melebihi cintaku padamu.
Namun kamu orang yang pertama membawaku pada bunga yang abadi, pikiranku berubah daya nalarku berpindah, hati dan perasaan seluruhnya tertuju padamu. Pandanganku salah tentang sebuah bunga, kau memang ahlinya.

Banyak orang mengibaratkan bahwa bunga adalah tanda cinta, namun apakah pernah sadar unuk apa di persembahkan jika pada akhirnya bunga itu akan gugur. Namun tidak dengan edelwis dan dirimu keduanya adalah hal abadi dalam kalbu ini.

"Asap ini seakan-akan membuatku mati dan tak ingin aku melanjutkan perjalanan lagi, seisi rongga dada seakan-akan penuh dengan asap kawah dan bau yang tidak enak di hidungku. Ingin rasanya aku cepat-cepat pergi dari tempat ini, aku sudah tak sanggup merasakan hal seperti ini. Bagimu mungkin keindahan namun bagiku seakan akan kematian, namun demi kau aku berusaha seakan tidak terjadi apa-apa." Cinta kadang perlu berbohong




Bagiku perjalanan ini takkan pernah ternilai harganya dan tak mungkin terulang di waktu yang sama. Edelwis keabadian di alam ini sedangkan kau adalah yang abadi di hatiku.
Semoga perjalanan ini memberikan hikmah yang begitu dalam hingga kita saja di setiap kesulitan dan masalah kita takkan pernah pergi jauh.
Kau sama dengan harusnya edelwis sekalipun aku membenci aku pasti akan mencari kembali keharuman ini sebagai jalan hidupku.
Alam takkan pernah mengingkari keharuman ini dan aku takkan pernah bisa ingkar akan rasa sayangku padamu.

Terimakasih kepadamu yang telah memperkenalkan aku pada bunga yang sulit aku cari, takkan mungkin aku dapatkan pada keindahan alam lainnya karena kau adalah edelwis di hatiku.


Saturday, October 10, 2015

Dede Nur


Dalam gejolak dan perjuangan akan sebuah harapan menciptakan bangsa yang baru, yang mengerti akan keadilan dan paham akan perjuangan.

Kasih kau tak ada bedanya dalam hidupku, kau pelengkap dalam perjalananku. seperti dua sisi warna dalam bendera merah dan putih, sebuah harapan dan sebuah impian lengkap dan layak untuk di perjuangkan.

Masih ingat dalam benakku pada waktu itu, aku menuju manglayang tanpa ada satu pijakan pun yang jadi kekuatan dalam diriku. Aku kayuh dan seret kaki ini untuk melangkah, sebuah sandal indah yang waktu itu mampu menemaniku hingga sampai puncakan. Hilang seketika seakan-akan membangunkan aku bahwa aku sedang bermimpi.

Maka ini untukmu 
Wahai kasihku

Thursday, May 14, 2015

Kenangan

Kau hanya kenangan di hidup
Kenapa harus meminta lebih
Kau bawa semua mimpi
Lalu kau datang kembali

Terus apa harga kasih
Umbarkan saja para pemilik
Lepas satu-persatu
Baru aku yakin cintamu sejati

Kini kau hanya bayang-bayang
Datang bersama masa lalu
Ingatkan kembali bahwa aku pergi
Aku yang kau bagi atau kau terbagi

Kenapa harus kembali
Aku memintamu pergi
Agar hati tak tersakit
Kau kesedihan di hidup ini

Sebatas

Hanya sebatas pengganti
Gulingkan rasa
Amankan hati
Pergi pergi pergi

Bendungan pun hancur
Jikalau volume tak sesuai
Di pertahankan muri
Di biarkan sayang

Penghianat Bangsa

Bunuh aku wahai anjing - anjing peradaban
Hidup tak tahu kemana harus melangkah
Negriku sudah porak poranda olehmu
Kau sombongkan diri untuk di pandang

Aku hanya kau anggap sebagai sampah
Sampah-sampah peradaban di negriku
Kau pikir kau siapa? pembuat kebijakan?
Pelaksana tugas bangsa ini?

Kau lebih hina dari pada diri ini
Kau balut kehinaanmu dengan jas
Di hias dengan dasi indah berwarna
Kau pikir perebut kemerdekaan

Bangsaku sudah merdeka
Kenapa kau rampas kemerdekaanku
Perlahan-lahan kau jadi pahlawan
Lama-lama kau penghianat bangsa